Wahai dirimu yang tak pernah aku
tahu dimana sekarang. Saat ini aku sedang merindukanmu meskipun aku belum tahu
bagaimana kamu, siapa kamu dan belum pernah mamilikimu tapi aku percaya kamu
yang Allah ijinkan untuk aku miliki suatu saat nanti dan begitu sebaliknya. Aku
tak tahu kapan waktunya itu. Membayangkan sosok dirimu yang Insya Allah indah
bagiku. Allah juga telah mentakdirkan kita untuk menyatu nanti bila sudah
datang waktunya. Sering aku berfikir tentang mu. Memejamkan mata, menyebut tanpa
nama, merasakan kehadiranmu, dan tersenyum sendiri tanda bahagia kelak aku akan
menjadi milikmu seutuhnya. Dimataku mungkin kamu adalah idealitas yang aku
inginkan, mempunyai hati yang indah dan mulia, yang mampu membimbingku dan
menjadi imam satu-satunya yang terhebat dalam hidupku.
Aku tak pernah berhenti berharap
untuk terus bisa dan segera datang kepadamu, menyatukan hatiku dan hatimu, dari
dua hati yang berbeda menjadi satu hati yang sama menuju misi ridho ilahi robbi.
Tapi saat ini aku sedang menunggumu. Ketika kita sudah menyatu, aku berjanji tak
akan pernah membuatmu kecewa. Aku akan selalu taat dan menuruti apa itu maumu
yang khoir. Aku akan melayani sebagaimana seorang istri yang sholehah, mencintaimu
dan menerimu apa adanya.
Aku tak perlu bersikukuh untuk
segera bertemu denganmu. Mencarimu dari ujung satu ke ujung yang lain, bertanya
kepada banyak orang “kemana jodohku? Apakah kamu tahu dimana dia sekarang?” dan
meminta mereka menemukanya untukku. Dalam penantian ini, tak akan pernah berhenti
berdo’a agar dirimu selalu berada pada kasih sayang Allah, dilimpahkan segala
kebaikkan, diberi kesehatan panjang umur dan dimudahkan segala urusan serta
rizki yang halal dan berkah.
Aku ingin dirimu yang luar biasa
indah hatinya dan sikapmu yang tawaddu’, tapi aku juga harus menyadari siapa
aku yang tidak dengan mudah bisa mendapatkanmu karena aku mungkin sangat jauh
darimu maka dari itu dalam penantian yang aku tak tahu entah itu lama atau
singkat, aku benar-benar akan memperbaiki diriku, lebih banyak berintropeksi
diri, memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan dan lebih mendekatkan diri kepada
Allah SWT agar aku bisa menjadi yang pantas untukmu.
Aku tak akan pernah berhenti
berdo’a dan meminta kepada Allah. Meminta dirimu yang baik dan semoga
menjadikan kisah kita indah selamanya. Hanya maut yang bisa memisahkan kita di
dunia dan semoga bisa menyatu kembali di akhirat nanti. Sungguh aku malu kepada
Allah seandainya kisah rumah tangga kita nanti berakhir tanpa akhir yang indah.
Allah pasti akan marah kepada kita karena kita telah mengingkari janji kita
dihadapan-Nya. Saat ini pun meskipun belum terwujud aku tetap berdo’a demi
kebaikan kita berdo’a:
“Rabbana hab lana min azwajina wa
dzurriyyatina qurrata a’yunin waj-’alna lil-muttaqîna imama”.
Artinya, "Ya Tuhan kami, anugerahkan
kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan
jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa". (QS. Al-Furqan: 74).
Aku tak menuntutmu sempurna dan
tidak terlalu bermuluk-muluk karena aku tahu bahwa tak ada saatupun yang
sempurna di dunia ini. Cukup dirimu sekali lagi setia, bertanggung jawab, kaya
hatinya, melabuhkan cintanya karena Allah semata, menjadi imamku yang mampu
membimbing dan mengajari banyak hal terutama tentang agama, menjadi calon ayah
yang hebat untuk anak-anakku.
Calonku, apa yang sedang kamu
kerjakan sekarang? Bagaimana kabarmu? Apakah kamu juga sama seperti aku yang sedang
memikirkan sosok dirimu, dan segala hal tentangmu?
Aku akan mendukung segala apa yang kamu perbuat
selama itu baik. Karena aku tahu bahwa dibalik suksesnya seorang suami ada seorang
istri yang hebat dibelakangnya.
Untuk mu calonku, I LOVE YOU SO MUCH, MY FUTURE
HUSBAND