My Pages

Putri Nurul Hidayati. Pasuruan. Powered by Blogger.

Sunday, September 29, 2013

MENANTI IMAM (Kesetian seorang calon istri kepada calon suami)

Wahai dirimu yang tak pernah aku tahu dimana sekarang. Saat ini aku sedang merindukanmu meskipun aku belum tahu bagaimana kamu, siapa kamu dan belum pernah mamilikimu tapi aku percaya kamu yang Allah ijinkan untuk aku miliki suatu saat nanti dan begitu sebaliknya. Aku tak tahu kapan waktunya itu. Membayangkan sosok dirimu yang Insya Allah indah bagiku. Allah juga telah mentakdirkan kita untuk menyatu nanti bila sudah datang waktunya. Sering aku berfikir tentang mu. Memejamkan mata, menyebut tanpa nama, merasakan kehadiranmu, dan tersenyum sendiri tanda bahagia kelak aku akan menjadi milikmu seutuhnya. Dimataku mungkin kamu adalah idealitas yang aku inginkan, mempunyai hati yang indah dan mulia, yang mampu membimbingku dan menjadi imam satu-satunya yang terhebat dalam hidupku.
Aku tak pernah berhenti berharap untuk terus bisa dan segera datang kepadamu, menyatukan hatiku dan hatimu, dari dua hati yang berbeda menjadi satu hati yang sama menuju misi ridho ilahi robbi. Tapi saat ini aku sedang menunggumu. Ketika kita sudah menyatu, aku berjanji tak akan pernah membuatmu kecewa. Aku akan selalu taat dan menuruti apa itu maumu yang khoir. Aku akan melayani sebagaimana seorang istri yang sholehah, mencintaimu dan menerimu apa adanya.
Aku tak perlu bersikukuh untuk segera bertemu denganmu. Mencarimu dari ujung satu ke ujung yang lain, bertanya kepada banyak orang “kemana jodohku? Apakah kamu tahu dimana dia sekarang?” dan meminta mereka menemukanya untukku. Dalam penantian ini, tak akan pernah berhenti berdo’a agar dirimu selalu berada pada kasih sayang Allah, dilimpahkan segala kebaikkan, diberi kesehatan panjang umur dan dimudahkan segala urusan serta rizki yang halal dan berkah.
Aku ingin dirimu yang luar biasa indah hatinya dan sikapmu yang tawaddu’, tapi aku juga harus menyadari siapa aku yang tidak dengan mudah bisa mendapatkanmu karena aku mungkin sangat jauh darimu maka dari itu dalam penantian yang aku tak tahu entah itu lama atau singkat, aku benar-benar akan memperbaiki diriku, lebih banyak berintropeksi diri, memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan dan lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT agar aku bisa menjadi yang pantas untukmu.
Aku tak akan pernah berhenti berdo’a dan meminta kepada Allah. Meminta dirimu yang baik dan semoga menjadikan kisah kita indah selamanya. Hanya maut yang bisa memisahkan kita di dunia dan semoga bisa menyatu kembali di akhirat nanti. Sungguh aku malu kepada Allah seandainya kisah rumah tangga kita nanti berakhir tanpa akhir yang indah. Allah pasti akan marah kepada kita karena kita telah mengingkari janji kita dihadapan-Nya. Saat ini pun meskipun belum terwujud aku tetap berdo’a demi kebaikan kita berdo’a:
Rabbana hab lana min azwajina wa dzurriyyatina qurrata a’yunin waj-’alna lil-muttaqîna imama”. 
Artinya, "Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami, pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati kami, dan jadikan kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa". (QS. Al-Furqan: 74).
Aku tak menuntutmu sempurna dan tidak terlalu bermuluk-muluk karena aku tahu bahwa tak ada saatupun yang sempurna di dunia ini. Cukup dirimu sekali lagi setia, bertanggung jawab, kaya hatinya, melabuhkan cintanya karena Allah semata, menjadi imamku yang mampu membimbing dan mengajari banyak hal terutama tentang agama, menjadi calon ayah yang hebat untuk anak-anakku.
Calonku, apa yang sedang kamu kerjakan sekarang? Bagaimana kabarmu? Apakah kamu juga sama seperti aku yang sedang memikirkan sosok dirimu, dan segala hal tentangmu?
Aku akan mendukung segala apa yang kamu perbuat selama itu baik. Karena aku tahu bahwa dibalik suksesnya seorang suami ada seorang istri yang hebat dibelakangnya.
Untuk mu calonku, I LOVE YOU SO MUCH, MY FUTURE HUSBAND

0 komentar:

 
Powered By Blogger